Assalammualaikum dan salam sejahtera,
Pakaian baru merupakan suatu keperluan menjelang hari raya, ramai yang berebut-rebut untuk membeli pakaian baru terutamanya menjelang malam hari raya. Maklumlah persiapan terakhir dan juga mengambil kesempatan jualan murah untuk menghabiskan stok perniaga bermusim di bulan ramadan. Kita akan merasakan suatu kerugian dan seperti ada yang tidak kena apabila raya disambut tidak dengan baju baru terutamanya dikalangan kanak-kanak dan remaja.
Berbalik pula dengan pakaian iman yang menutupi diri kita, bilakah kali terakhir kita berfikir untuk menukarkan pakaian ini kepada pakaian baru cahaya iman yang lebih gemilang, berapa banyak kalikah kita membersihkan pakaian iman yang ada didiri kita, atau sejauh mana kita memikirkan soal iman didalam kehidupan kita di dunia ini. Kita sering memberikan alasan untuk tidak melakukan suruhan Allah swt dan mengutamakan arahan majikan kita, kenapa kita tidak berfikir yang kita perlu memberikan alasan kepada majikan kita supaya kita boleh mengutamakan arahan Allah swt dahulu.
Apakah yang utama dari yang utama di dalam kehidupan kita? Tidakkah kita sedar sekiranya kita silap meletakkan keutamaan akan memberikan kerugian didalam kehidupan kita, tanpa memberikan keutamaan sesuatu yang penting untuk dilakukan mungkin akan bertukar kepada suatu yang urgent dan tidak boleh tidak kita terpaksa memperuntukkan waktu untuk menyelesaikannya. Namun adakah kita akan sentiasa ada waktu atau waktu itu telah tiada kerana kesempatan yang diberikan oleh Allah telah ditarik balik dan paling rugi adalah apabila ke KEMATIAN telah datang memanggil diri kita untuk bertemu Allah swt. Allah hu alam.
Mengapa kita tidak menyediakan alasan agar segala suruhan Allah swt menjadi keutamaan dan arahan yang lain adalah suatu yang boleh kita berikan alasan untuk tidak melaksanakanya. Pakaian iman adalah suatu yang perlu dijaga agar ia tidak rosak dan diambil kembali oleh Allah swt, kita perlu merasakan bangga diatas pembeberian iman yang ada pada diri kita dan perlu meningkatkan iman itu agar sentiasa hidup. Iman yang hidup itu akan menjadikan seseorang itu merasakan ketenangan dan menambah ilmu agar kenal akan Allah swt, takut dan cinta kepada Allah swt didalam kehidupan.
Monday, July 26, 2010
Miracle 15 in 1
Assalamualaikum dan salam sejahtera..
Sempena bulan Ramadhan yang bakal menjelma..miliki Al-Quran Syamil Miracle 15 in 1, dengan hanya berukuran 21 cm x 29.7 cm (saiz A4) – Hard Cover, berat 2.5 kg serta
1,374 mukasurat anda telah memiliki sebuah al-Quran yang mengandungi ciri-ciri berikut
1. Terjemahan Per Kata
2. Terjemahan Lengkap oleh Jabatan Agama Indonesia
3. Tajwid Sistem Quantum Reading Qur’an
4. Panduan Hukum Tajwid
5. VCD Tutorial Sistem QRQ
6. Tafsir Al Muyassar
7. Asbabunnuzul (Sebab turunnya ayat)
8. Doa-Doa Dalam Al Qur’an
9. Mukjizat Al Qur’an
10. Indeks Al Qur’an
11. Atlas Al Qur’an.
12. Kisah Para Nabi Dalam Al Qur’an
13. Dzikir Al Ma’tsurat
14. Intisari Ayat
15. Links To Related Articles
Dapatinya dengan harga serendah RM200.00 (termasuk penghantaran). Untuk maklumat lanjut hubungi Tn Hj Ibrahim di talian 013-354 4375
Tuesday, July 20, 2010
Keperluan kepada Dakwah & Tarbiyah
*** Bukan Catatan Penulis ***
Alhamdulillah, kita memohon kepada Allah swt agar menjadikan kita semua bertemu keranaNya, tolong menolong dalam melaksanakan kebajikan dan ketaqwaan, berlomba-lomba dalam mencintaiNya dan mencintai RasulNya saw serta beribadah kepadaNya dengan aqidah yang mantap yang tidak tergugat dan berubah-rubah.
Sahabat dan sahibah yang dikasihi, umat islam ini pernah mengalami kejayaan cemerlang, sesungguhnya kejayaan yang di raih dan di capai itu hasil daripada dakwah dan tarbiah berkat kekuatan iman, kekuatan persatuan, kekentalan jiwa dan kecintaannya yang mendalam, yang telah merasuk kelubuk hatinya di jalan Allah swt, bukan disebabkan atau tujuan tertentu. Inilah cinta yang telah memadukan hati dan menyatukan perasaan sehingga menjadikan kelompok-kelompok islam yang bermacam-macam itu menjadi satu hati, satu kaki dan satu peraturan. Mereka melalui dakwah dan tarbiyah yang di bawa oleh Rasululllah saw.
Itulah rahsia kemenangan mereka yang pertama dan yang terakhir iaitu berkat kekuatan iman yang telah diciptakan Allah swt pada hati siapa saja diantara hamba-hambaNya yang Dia kehendaki. Marilah kita berdoa agar menjadikan kejayaan Islam terwujud melalui tangan-tangan kita setelah sebelumnya kejayaan tersebut diwujudkan melalui tangan para salaf pendahulu kita bukan disebabkan jumlah yang banyak atau ilmu yang luas tetapi berkat kekuatan iman yang diberikan kepada yang dikehendakiNya.
Mari kita merenung kembali suasana sebelum dan permulaan kehidupan rasululah saw, kita akan mendapati bahawa seluruh dunia pada masa itu memerlukan risalah dan lelaki yang dinantikan ini, khususnya ketika kegersangan ruhani, pemikiran dan agama meliputi seluruh dunia. Keadaan manusia ketika itu baik para penganut agama Yahudi, Kristen maupun penyembah berhala seperti orang-orang Persi dan Arab menganut agama-agama yang semrawut. Orang-orang Persia menyembah api, sedangkan dikalangan mereka telah tumbuh paham-paham yang keliru. Seluruh bangsa Arab menyembah batu-batu yang telah mereka sematkan padanya sifat-sifat ketuhanan. Bangsa Romawi membawa bendera agama Masehi (Kristen). Sedangkan bangsa yahudi terbagi menjadi beberapa kelompok kecil yang tersebar di kabilah-kabilah Arab dengan membawa agama dan keyakinan mereka.
Agama-agama tersebut keadaanya tidak setabil. Agama-agama tersebut penuh dengan perselisihan, perpecahan, kebencian, peperangan. Negara kadang-kadang membela satu pahaman dan pada waktu yang lain membela pahaman yang lain pula. Ini menjadikan keyakinan tersebut tidak tertanam kuat di dalam jiwa manusia.
Begitu juga dikalangan bangsa Arab, diantara mereka ada yang tidak percaya kepada berhala-berhala ini kecuali ketika meminta pertolongan kepadanya untuk meraih keperluan-keperluan mereka. Tetapi ketika bertentangan dengan keinginan dan kebiasaan mereka , maka mereka tidak mau tunduk dan percaya kepadanya. Orang-orang semacam ini banyak dikalangan mereka. Ada di antara mereka yang mencemohkan berhala dan sama sekali tidak mempercayainya. Diantara mereka ada yang menyembah dan beriman kepadanya dengan keimanan yang menyebabkan mereka sesat dan buta dengan meyakini bahwa ia boleh mendekatkan mereka kepada Allah swt, Jadi keyakinan kepada berhala ini merupakan keyakinan warisan yang pada hakikatnya tidak berakar dalam jiwa mereka.
Demikianlah kehidupan spiritual dimasa itu dalam keadaan kacau bilau, tidak stabil baik dikalangan bangsa Persia, penganut agama Kristian, agama yahudi, mahupun dikalangan bangsa arab. Keadaan ini berlangsung cukup lama sampai dating desus-desus tentang kedatangan Rasulullah saw dan beliau diutus untuk seluruh umatmanusia. Sedangkan orang-orang arab pun menyangka bahawa beliau akan dating dari kalangan mereka, seinggakan Umayah bin Abi Shalt berharap bahwa dirinya adalah nabi yang dinantikan itu.
Ramai orang berharap akan datang agama dan risalah baru ini, anehnya ketika Nabi saw dating kepada para pendeta Yahudi, mereka kafir kepada beliau lantaran dengki dan iri. Anehnya pula Umayah bin Abi Shalt menyombongkan diri sehingga engan beriman kepada beliau. Ia berkata, “Aku tidak akan beriman kepada nabi selain dari Tsaqif” Setelah itu ia hidup berpindah randah dari satu kabilah ke kabilah lain di lingkungan suku-suku arab. Kemudian ia kembali dan ingin masuk Islam. Saat itu ia berlalu dihadapan korban perang badar. Ia diberitahu bahwa di antara korban adalah walid bin Mughirah dan Uqbah bin Rabiah. Ia berkata, “Tidak ada gunanya hidup setelah mereka tiada” kemudian ia kembali sebelum masuk Islam dan mati di luar agama Allah swt.
“Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allahlah atas orang-orang yang ingkar itu” (Al Baqarah 89)
Agama yang hanif ini telah menyelamatkan kita dari gelap kebodohan kepada cahaya petunjuk dan pengetahuan. “Sesungguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itu Allah swt menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaanNya kejalan keselamatan dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus (Al Maidah 15-16)
Dunia ketika itu dalam keadaan bingung dan dunia tumbuh di atas kerusukan aqidah, gelapnya kebodohan sehingga ia dibangunkan tanpa dasar, bekerja tanpa petunjuk. Kemudian islam dating menerangkanjalan yang lurus kepadanya. “Maka apakah orang-orang yang mendirikakn masjidnya diatas dasar taqwa kepada Allah dan keridaanNya itu lebih baik ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke neraka Jahanam” At Taubah 109)
Keperluan dakwah dan tarbiyah amat-amat diperlukan oleh manusia untuk membina dasar-dasar bagi bangunan Islam. Tujuh dasar penting yang perlu dilalui didalam menerima dakwah dan tarbiyah untuk kehidupan kita. Apabila kita memperkatakan tentang dakwah dan tarbiyah ianya bermakna kita mahukan orang yang di dakwah atau ditarbiyan mencapai ketujuh-tujuh dasar dibawah. Semestinya kita perlu melalui dahulu tahap-tahap dakwah dan tarbiyah untuk mencapai 7 dasar ini didalam diri kita terlebih dahulu.
Dasar pertama IMAN
Apabila iman kita kuat, kita pun menjadi kuat dan kemenangan akan sentiasa menyertai kita.
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman” (Ar Rum 47)
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu mewahyukkan kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (penderian) orang-orang yang telah beriman.’ Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (Al Anfal 12)
“Sungguh Allah telah menolong kalian dalan peperangan Badr, padahal kalian adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Kerana itu bertaqwalah kepada Allah, supaya kalian mensyukuriNya. (Ingatlah) ketika kalian mengatakan kepada orang mukmin, ‘Apakah tidak cukup bagi kalian Allah membantu kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?’ Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap siaga, dan mereka dating menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang diturunkan (dari langit).” (ali Imran 123-125)
Jika keimana yang kuat menusuk di hati kita, maka segala kesulitan terasa ringan. Musa as. Pernah keluar bersama kaumnya yang berjumlah sedikit dan hamper terkejar oleh Fir’aun dan bala tenteranya. “maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, ‘Sesungguhnya kita akan benar-benar tersusul” (Asy Syu’ara 61)
Tetapi Musa yang hatinya telah dipenuhi dengan keimanan, menyatakan, “Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan member petunjuk kepadaku” (Asy Syuara 62)
Begitu juga apabila rasulullah saw bersama Abu Bakar didalam gua, Abu Bakar begitu kuatir akan keselamatan rasulullah saw, Sebagai perwujudan sempurna dari keimanan yang kuat, Nabi saw menyatakan, “Bagaimana pendapatmu, Abu Bakar, tentang dua orang, yang Allah adalah yang ketiganya?” “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (At Taubah 40)
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi ( Hari Kiamat)” (Al Mukmin 51)
Dasar Ke dua ILMU
Ilmu boleh membawa manusia kepada kebahagian dan ketinggian. Tidak ada kebangkitan pada suatu umat tanpa ilmu. Orang-orang kafir tidak boleh berkuasa kecuali kerana ilmu. Dan kita tidak mengalami kemunduran kecuali kerana kebodohan. Ilmu dan kebodohan adalah dua hal yang tidak sama.
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az Zumar 9). Nabi saw pernah bersabda, “Siapakah di antara kalian yang suka pergi ke Bathan atau ke ‘Atiq, lantas menemukan unta yang gemuk, kemudian dibolehkan membawanya tanpa dianggap berdosa atau bersalah?” Maka para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami semua suka.” Maka beliau bersabda, “Sungguh, salah seorang dari kalian pergi kemasjid, belajar satu ayat dari kitab Allah, itu lebih baik daripada seekor unta. Dua ayat lebih baik daripada dua ekor unta, tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor unta demikian seterusnya dengan hitungan yang lebih baik daripada unta.”
Yang dimaksudkan dengan ilmu adalah dengan dua jenis yaitu ilmu dien (agama) dan ilmu duniawi. Bahkan apabila umat memerlukan ilmu duniawi, maka mencarinya merupakan kewajipan kifayah bagi umat tersebut. Al Quran Karim mengisyaratkan hal itu di dalam firman Allah swt. “Tidakkah kalian melihat bahawasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia , binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah ulama.” (Fathir 27-28)
Dasar Ke tiga HARTA
Harta adalah perhiasan kehidupan di dunia. Ia merupakan urat nadi kehidupan dan bekal bangsa-bangsa. “Dan janganlah kalian serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasan kalian) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.” (An Nisa 5)
Maka setiap individu dan bangsa wajib berusaha mencukupi keperluan dirinya dengan cara bekerja. Seorang mukmin tidak selayaknya mengantungkan kehidupannya kepada orang lain, meminta-minta kepada orang lain kerana tangan yang diatas itu lebih baik daripada tangan yang dibawah. Allah swt telah memerintahkan untuk bekerja. “Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezekiNya. Dan hanya kepadaNyalah kalian (kembali setelah) dibangkitkan.” (Al Mulk 15)
Disebutkan dalam hikayat bahwa seseorang membekalkan anaknya dengan sejumlah wang agar digunakan untuk berdagang agar dapat menyiapkan anaknya menghadapi masa depannya. Dalam perjalanan, anak itu melihat seekor serigala yang lemah dan sudah tidak boleh mencari makan. Ia berfikir dari mana serigala itu mendapat makanannya? Tiba-tiba ia melihat seekor singa membawa binatnag buruannya. Ia memakan mangsanya sampai kenyang kemudian melemparkan sisanya kepada serigala. Serigala itu pun memakannya. Maka pemuda itu berkata dalam hatinya, “Buat apa saya menyusahkan diri sendiri, sedangkan Allah swt telah menjamin rezeki hambanya?” Ketika kembali kepada ayahnya tanpa membawa hasil apa pun sesuai dengan kehendak ayahnya, pemuda itu menceritakan pa yang dilihatnya. Maka sang ayah berkata, “Aku ingin agar kamu menjadi singa yang boleh memberikan makan banyak serigala bukan serigala yang memakan sisa-sisa makan singa.”
Dakwah dan tarbiyah mengajar kita bukan untuk meningalkan dunia dan membiarkannya dinikmati oleh orang-orang kafir dan digunakan untuk memerangi kita.
Dasar Ke empat KESIHATAN
Kesihatan ibarat mahkota yang kita kenakan dikepala dab hanya boleh dilihat oleh orang yang tidak memilikinya. Kekuatan dan kesihatan merupakan hiasan bagi manusia. Kerana itu hendaklah kita memperhatikannya kerana Nabi saw telah menganjurkannya kepada kita dan membuat tuntutan bahawa “Sesungguhnya, badanmu mempunyai hak atas dirimu.
Doa rasulullah saw “Ya Allah, anugerahilah aku kesehatan badan, anugerailah aku kesehatan pendengaran dan anugerahilah aku sesehatan penglihatan”.
Dasar Ke lima KEKUATAN JIHAD
Allah telah mewajibkan jihad kepada kita dan menjadikannya sebagai puncak ajaran Islam. “Dan berjihadlah kalian di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.” (Al Hajj 78)
Jihad merupakan cita-cita yang dirindukan dan terus tersimpan dalam diri mereka sampai mereka boleh mencapainya. Untuk mendapatkannya mereka rela mengorbankan apa pun yang sangat mereka cintai.
Dasar Ke enam HARGA DIRI DAN KEMULIAAN
Kemuliaan merupakan sifat khas orang beriman. Dengan kemuliaan itu orang-orang beriman menjadi umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Nabi saw bersabda, “Barang siapa yang memberikan kerendahan dirinya dengan sukarela, tanpa dipaksa, ia bukan dari gulunganku.” Rasul saw senang apabila umatnya mempunyai kemuliaan dan harga diri
.
Dasar Ke tujuh KEADILAN.
Keadilan ertinya hendaklah dada anda lapang sehingga bersikap adil terhadap diri sendiri, saudara-saudara anda dan semua orang. Tiga jenis manusia
1. Orang mencari kebenaran, kemudian mengetahuinya tetapi terus menyimpang darinya.
2. Orang yang mencari kebenaran tetapi tidak berhasil mengetahuinya.
3. Orang yang mencari kebenaran, kemudian mendapatkannya dan mereka konsisten melaksanakannya.
Gulungan pertama akan binasa, gulungan kedua akan dimaafkan dan gulungan ketiga akan selamat dengan izin Allah swt.
‘Wahai Nabi, cukuplah Allah dan orang-orang mukmin yang mengikutimu (menjadi penolong bagimu)’ (An anfal 64)
Rustam, panglima perang romawi, pernah berjumpa dengan salah seorang Arab yang menjadi anggota pasukan perintiskaum muslimin. Rustam bertanya, “Apakah yang telah mendorong kamu keluar dari rumah kamu?.” Orang arab yang muslim itu menjawab, “kami berangkat bukan untuk mendapatkan dunia ini. Dulu kami adalah orang-orang yang lemah, lantas Allah menguatkan kami. Dulu kami orang-orang yang tersesat, lantas Allah memberikan petunjuk kepad kami. Allah memerintahkan kami untuk menyampaikan risalah. Jika kamu memasuki agama yang telah kami masuki, maka kami dan kamu adalah sama. Jika tidak, maka pedang yang akan memberikan keputusan diantara kita.” Rustam berkata, “Lihatlah pasukan-pasukan ini!” Maka orang itu melihatnya dengan nada nerendahkan. Ia berkata, “hai , ketahuilah bahawa sesungguhanya kamu tidak memerangi manusia tetapi kamu sedang memerangi takdir. Kami adalah takdir Allah yang dikirimkan kepadamu.”
Seorang muslim yang benar-benar melalui dakwah dan tarbiyah untuk menjadi muslim yang sejati perlu merilisasikan empat perkara ini didalam kehidupan dirinya.
Pertama sentiasa bermuraqabatullah (merasa dalam pengawasan Allah) dengan keikhlasan dan kejujuran, serta bertawakal kepada Nya dalam segala persoalan yang dihadapinya. Sesungguhnya seorang hamba menghadap kepada Allah swt setiap harinya tujuh belas kali dengan membaca firmanNya, “Hanya kepada Mu aku menyembah dan hanya kepada Mu pula aku memohon pertolongan’ (AL Fatihah 5)
Kedua terus menerus berhubung dengan Allah swt dengan cara banyak berdzikir dalam kondisi apa pun. “Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, ‘Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran 191)
Ketiga sentiasa beristiqamah didalam mentaati Allah swt. Islam dating untuk dua hal: MELAKUKAN dan MENINGGALKAN. Melakukkan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Setiap perintah diantara perintah-perintah Allah yang ada mengandung kebaikan bagimu. Apa yang Dia perintahkan kepadamu, kerjakanlah nescaya engkau akan aman. Sedangkan apa yang dilarang Nya pasti akan mengandungi keburukan. Maka apa saja yang dilarang untuk kamu lakukan, tinggalkanlah dan engkau pasti tenang. Jika engkau dapati dirimu cenderung untuk melanggar larangan, segeralah engkau ucapkan, “Ya Allah, Dzat yang Maha Mengetahui isi hati!” lalu ingatkkanlah dirimu akan keagunganNya. “Sesungguhnya oerng-orang yang bertaqwa itu bila di timpa was-was dari setan, mereka segera ingat kepada Allah. Maka ketika itu pula mereka melihat kesalahan nya. (Al A’raf 201)
Keempat kesucian ukhwah dan cinta kerana Allah dengan kuat. Inilah inti kandungan Islam, tidak menyimpan kedengkian kepada seseorang pun dan tidak akan marah kecuali dilakukan semata-mata kerana Allah dan demi Allah. Sentiasa bermuraqabah, istiqamah diatas kebaikan dan cinta, bersaudara demi Allah serta mempersiapkan diri secara total untuk menjadi pembela Islam.
“Sungguh kalian akan di uji mengenai harta dan diri kalian. Dan kalian juga mendengar dari orang-orang yang diberikan yang diberi kitab sebelum kalian dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan menyakitkan yang cukup banyak. Maka jika kalian bersabar dan bertaqwa, sungguh yang demikian itu termasuk urusan yang patut di utamakan” (Ali Imran 186)
“Apakah manusia itu mengira bahawa dirinya akan dibiarkan begitu sahaja menyatakan kami beriman, padahal mereka belum juga di uji.” (Al Ankabut 2)
Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surge, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantara kalian dan belum terlihat nyata pula orang-orang yang bersabar.” (Ali Imran 142)
Dakwah itu bukanlah main-main, kalian akan masuk kedalam berbagai jalan sempit yang menyusahkan dan akan Nampak diantara kita siapa pelaku kebajikan dan siapa pembuat kerusukan. Kita harus berlapang dada bukan penyebab terjadinya permusuhan sehingga kesepakatan berlaku sehingga Allah membuka hati diantara kita dengan mereka. Allahlah yang menguasai petunjuk kita.
Alhamdulillah, kita memohon kepada Allah swt agar menjadikan kita semua bertemu keranaNya, tolong menolong dalam melaksanakan kebajikan dan ketaqwaan, berlomba-lomba dalam mencintaiNya dan mencintai RasulNya saw serta beribadah kepadaNya dengan aqidah yang mantap yang tidak tergugat dan berubah-rubah.
Sahabat dan sahibah yang dikasihi, umat islam ini pernah mengalami kejayaan cemerlang, sesungguhnya kejayaan yang di raih dan di capai itu hasil daripada dakwah dan tarbiah berkat kekuatan iman, kekuatan persatuan, kekentalan jiwa dan kecintaannya yang mendalam, yang telah merasuk kelubuk hatinya di jalan Allah swt, bukan disebabkan atau tujuan tertentu. Inilah cinta yang telah memadukan hati dan menyatukan perasaan sehingga menjadikan kelompok-kelompok islam yang bermacam-macam itu menjadi satu hati, satu kaki dan satu peraturan. Mereka melalui dakwah dan tarbiyah yang di bawa oleh Rasululllah saw.
Itulah rahsia kemenangan mereka yang pertama dan yang terakhir iaitu berkat kekuatan iman yang telah diciptakan Allah swt pada hati siapa saja diantara hamba-hambaNya yang Dia kehendaki. Marilah kita berdoa agar menjadikan kejayaan Islam terwujud melalui tangan-tangan kita setelah sebelumnya kejayaan tersebut diwujudkan melalui tangan para salaf pendahulu kita bukan disebabkan jumlah yang banyak atau ilmu yang luas tetapi berkat kekuatan iman yang diberikan kepada yang dikehendakiNya.
Mari kita merenung kembali suasana sebelum dan permulaan kehidupan rasululah saw, kita akan mendapati bahawa seluruh dunia pada masa itu memerlukan risalah dan lelaki yang dinantikan ini, khususnya ketika kegersangan ruhani, pemikiran dan agama meliputi seluruh dunia. Keadaan manusia ketika itu baik para penganut agama Yahudi, Kristen maupun penyembah berhala seperti orang-orang Persi dan Arab menganut agama-agama yang semrawut. Orang-orang Persia menyembah api, sedangkan dikalangan mereka telah tumbuh paham-paham yang keliru. Seluruh bangsa Arab menyembah batu-batu yang telah mereka sematkan padanya sifat-sifat ketuhanan. Bangsa Romawi membawa bendera agama Masehi (Kristen). Sedangkan bangsa yahudi terbagi menjadi beberapa kelompok kecil yang tersebar di kabilah-kabilah Arab dengan membawa agama dan keyakinan mereka.
Agama-agama tersebut keadaanya tidak setabil. Agama-agama tersebut penuh dengan perselisihan, perpecahan, kebencian, peperangan. Negara kadang-kadang membela satu pahaman dan pada waktu yang lain membela pahaman yang lain pula. Ini menjadikan keyakinan tersebut tidak tertanam kuat di dalam jiwa manusia.
Begitu juga dikalangan bangsa Arab, diantara mereka ada yang tidak percaya kepada berhala-berhala ini kecuali ketika meminta pertolongan kepadanya untuk meraih keperluan-keperluan mereka. Tetapi ketika bertentangan dengan keinginan dan kebiasaan mereka , maka mereka tidak mau tunduk dan percaya kepadanya. Orang-orang semacam ini banyak dikalangan mereka. Ada di antara mereka yang mencemohkan berhala dan sama sekali tidak mempercayainya. Diantara mereka ada yang menyembah dan beriman kepadanya dengan keimanan yang menyebabkan mereka sesat dan buta dengan meyakini bahwa ia boleh mendekatkan mereka kepada Allah swt, Jadi keyakinan kepada berhala ini merupakan keyakinan warisan yang pada hakikatnya tidak berakar dalam jiwa mereka.
Demikianlah kehidupan spiritual dimasa itu dalam keadaan kacau bilau, tidak stabil baik dikalangan bangsa Persia, penganut agama Kristian, agama yahudi, mahupun dikalangan bangsa arab. Keadaan ini berlangsung cukup lama sampai dating desus-desus tentang kedatangan Rasulullah saw dan beliau diutus untuk seluruh umatmanusia. Sedangkan orang-orang arab pun menyangka bahawa beliau akan dating dari kalangan mereka, seinggakan Umayah bin Abi Shalt berharap bahwa dirinya adalah nabi yang dinantikan itu.
Ramai orang berharap akan datang agama dan risalah baru ini, anehnya ketika Nabi saw dating kepada para pendeta Yahudi, mereka kafir kepada beliau lantaran dengki dan iri. Anehnya pula Umayah bin Abi Shalt menyombongkan diri sehingga engan beriman kepada beliau. Ia berkata, “Aku tidak akan beriman kepada nabi selain dari Tsaqif” Setelah itu ia hidup berpindah randah dari satu kabilah ke kabilah lain di lingkungan suku-suku arab. Kemudian ia kembali dan ingin masuk Islam. Saat itu ia berlalu dihadapan korban perang badar. Ia diberitahu bahwa di antara korban adalah walid bin Mughirah dan Uqbah bin Rabiah. Ia berkata, “Tidak ada gunanya hidup setelah mereka tiada” kemudian ia kembali sebelum masuk Islam dan mati di luar agama Allah swt.
“Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allahlah atas orang-orang yang ingkar itu” (Al Baqarah 89)
Agama yang hanif ini telah menyelamatkan kita dari gelap kebodohan kepada cahaya petunjuk dan pengetahuan. “Sesungguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itu Allah swt menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaanNya kejalan keselamatan dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus (Al Maidah 15-16)
Dunia ketika itu dalam keadaan bingung dan dunia tumbuh di atas kerusukan aqidah, gelapnya kebodohan sehingga ia dibangunkan tanpa dasar, bekerja tanpa petunjuk. Kemudian islam dating menerangkanjalan yang lurus kepadanya. “Maka apakah orang-orang yang mendirikakn masjidnya diatas dasar taqwa kepada Allah dan keridaanNya itu lebih baik ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke neraka Jahanam” At Taubah 109)
Keperluan dakwah dan tarbiyah amat-amat diperlukan oleh manusia untuk membina dasar-dasar bagi bangunan Islam. Tujuh dasar penting yang perlu dilalui didalam menerima dakwah dan tarbiyah untuk kehidupan kita. Apabila kita memperkatakan tentang dakwah dan tarbiyah ianya bermakna kita mahukan orang yang di dakwah atau ditarbiyan mencapai ketujuh-tujuh dasar dibawah. Semestinya kita perlu melalui dahulu tahap-tahap dakwah dan tarbiyah untuk mencapai 7 dasar ini didalam diri kita terlebih dahulu.
Dasar pertama IMAN
Apabila iman kita kuat, kita pun menjadi kuat dan kemenangan akan sentiasa menyertai kita.
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman” (Ar Rum 47)
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu mewahyukkan kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (penderian) orang-orang yang telah beriman.’ Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (Al Anfal 12)
“Sungguh Allah telah menolong kalian dalan peperangan Badr, padahal kalian adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Kerana itu bertaqwalah kepada Allah, supaya kalian mensyukuriNya. (Ingatlah) ketika kalian mengatakan kepada orang mukmin, ‘Apakah tidak cukup bagi kalian Allah membantu kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?’ Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap siaga, dan mereka dating menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang diturunkan (dari langit).” (ali Imran 123-125)
Jika keimana yang kuat menusuk di hati kita, maka segala kesulitan terasa ringan. Musa as. Pernah keluar bersama kaumnya yang berjumlah sedikit dan hamper terkejar oleh Fir’aun dan bala tenteranya. “maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, ‘Sesungguhnya kita akan benar-benar tersusul” (Asy Syu’ara 61)
Tetapi Musa yang hatinya telah dipenuhi dengan keimanan, menyatakan, “Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan member petunjuk kepadaku” (Asy Syuara 62)
Begitu juga apabila rasulullah saw bersama Abu Bakar didalam gua, Abu Bakar begitu kuatir akan keselamatan rasulullah saw, Sebagai perwujudan sempurna dari keimanan yang kuat, Nabi saw menyatakan, “Bagaimana pendapatmu, Abu Bakar, tentang dua orang, yang Allah adalah yang ketiganya?” “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (At Taubah 40)
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi ( Hari Kiamat)” (Al Mukmin 51)
Dasar Ke dua ILMU
Ilmu boleh membawa manusia kepada kebahagian dan ketinggian. Tidak ada kebangkitan pada suatu umat tanpa ilmu. Orang-orang kafir tidak boleh berkuasa kecuali kerana ilmu. Dan kita tidak mengalami kemunduran kecuali kerana kebodohan. Ilmu dan kebodohan adalah dua hal yang tidak sama.
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az Zumar 9). Nabi saw pernah bersabda, “Siapakah di antara kalian yang suka pergi ke Bathan atau ke ‘Atiq, lantas menemukan unta yang gemuk, kemudian dibolehkan membawanya tanpa dianggap berdosa atau bersalah?” Maka para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami semua suka.” Maka beliau bersabda, “Sungguh, salah seorang dari kalian pergi kemasjid, belajar satu ayat dari kitab Allah, itu lebih baik daripada seekor unta. Dua ayat lebih baik daripada dua ekor unta, tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor unta demikian seterusnya dengan hitungan yang lebih baik daripada unta.”
Yang dimaksudkan dengan ilmu adalah dengan dua jenis yaitu ilmu dien (agama) dan ilmu duniawi. Bahkan apabila umat memerlukan ilmu duniawi, maka mencarinya merupakan kewajipan kifayah bagi umat tersebut. Al Quran Karim mengisyaratkan hal itu di dalam firman Allah swt. “Tidakkah kalian melihat bahawasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia , binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah ulama.” (Fathir 27-28)
Dasar Ke tiga HARTA
Harta adalah perhiasan kehidupan di dunia. Ia merupakan urat nadi kehidupan dan bekal bangsa-bangsa. “Dan janganlah kalian serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasan kalian) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.” (An Nisa 5)
Maka setiap individu dan bangsa wajib berusaha mencukupi keperluan dirinya dengan cara bekerja. Seorang mukmin tidak selayaknya mengantungkan kehidupannya kepada orang lain, meminta-minta kepada orang lain kerana tangan yang diatas itu lebih baik daripada tangan yang dibawah. Allah swt telah memerintahkan untuk bekerja. “Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezekiNya. Dan hanya kepadaNyalah kalian (kembali setelah) dibangkitkan.” (Al Mulk 15)
Disebutkan dalam hikayat bahwa seseorang membekalkan anaknya dengan sejumlah wang agar digunakan untuk berdagang agar dapat menyiapkan anaknya menghadapi masa depannya. Dalam perjalanan, anak itu melihat seekor serigala yang lemah dan sudah tidak boleh mencari makan. Ia berfikir dari mana serigala itu mendapat makanannya? Tiba-tiba ia melihat seekor singa membawa binatnag buruannya. Ia memakan mangsanya sampai kenyang kemudian melemparkan sisanya kepada serigala. Serigala itu pun memakannya. Maka pemuda itu berkata dalam hatinya, “Buat apa saya menyusahkan diri sendiri, sedangkan Allah swt telah menjamin rezeki hambanya?” Ketika kembali kepada ayahnya tanpa membawa hasil apa pun sesuai dengan kehendak ayahnya, pemuda itu menceritakan pa yang dilihatnya. Maka sang ayah berkata, “Aku ingin agar kamu menjadi singa yang boleh memberikan makan banyak serigala bukan serigala yang memakan sisa-sisa makan singa.”
Dakwah dan tarbiyah mengajar kita bukan untuk meningalkan dunia dan membiarkannya dinikmati oleh orang-orang kafir dan digunakan untuk memerangi kita.
Dasar Ke empat KESIHATAN
Kesihatan ibarat mahkota yang kita kenakan dikepala dab hanya boleh dilihat oleh orang yang tidak memilikinya. Kekuatan dan kesihatan merupakan hiasan bagi manusia. Kerana itu hendaklah kita memperhatikannya kerana Nabi saw telah menganjurkannya kepada kita dan membuat tuntutan bahawa “Sesungguhnya, badanmu mempunyai hak atas dirimu.
Doa rasulullah saw “Ya Allah, anugerahilah aku kesehatan badan, anugerailah aku kesehatan pendengaran dan anugerahilah aku sesehatan penglihatan”.
Dasar Ke lima KEKUATAN JIHAD
Allah telah mewajibkan jihad kepada kita dan menjadikannya sebagai puncak ajaran Islam. “Dan berjihadlah kalian di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.” (Al Hajj 78)
Jihad merupakan cita-cita yang dirindukan dan terus tersimpan dalam diri mereka sampai mereka boleh mencapainya. Untuk mendapatkannya mereka rela mengorbankan apa pun yang sangat mereka cintai.
Dasar Ke enam HARGA DIRI DAN KEMULIAAN
Kemuliaan merupakan sifat khas orang beriman. Dengan kemuliaan itu orang-orang beriman menjadi umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Nabi saw bersabda, “Barang siapa yang memberikan kerendahan dirinya dengan sukarela, tanpa dipaksa, ia bukan dari gulunganku.” Rasul saw senang apabila umatnya mempunyai kemuliaan dan harga diri
.
Dasar Ke tujuh KEADILAN.
Keadilan ertinya hendaklah dada anda lapang sehingga bersikap adil terhadap diri sendiri, saudara-saudara anda dan semua orang. Tiga jenis manusia
1. Orang mencari kebenaran, kemudian mengetahuinya tetapi terus menyimpang darinya.
2. Orang yang mencari kebenaran tetapi tidak berhasil mengetahuinya.
3. Orang yang mencari kebenaran, kemudian mendapatkannya dan mereka konsisten melaksanakannya.
Gulungan pertama akan binasa, gulungan kedua akan dimaafkan dan gulungan ketiga akan selamat dengan izin Allah swt.
‘Wahai Nabi, cukuplah Allah dan orang-orang mukmin yang mengikutimu (menjadi penolong bagimu)’ (An anfal 64)
Rustam, panglima perang romawi, pernah berjumpa dengan salah seorang Arab yang menjadi anggota pasukan perintiskaum muslimin. Rustam bertanya, “Apakah yang telah mendorong kamu keluar dari rumah kamu?.” Orang arab yang muslim itu menjawab, “kami berangkat bukan untuk mendapatkan dunia ini. Dulu kami adalah orang-orang yang lemah, lantas Allah menguatkan kami. Dulu kami orang-orang yang tersesat, lantas Allah memberikan petunjuk kepad kami. Allah memerintahkan kami untuk menyampaikan risalah. Jika kamu memasuki agama yang telah kami masuki, maka kami dan kamu adalah sama. Jika tidak, maka pedang yang akan memberikan keputusan diantara kita.” Rustam berkata, “Lihatlah pasukan-pasukan ini!” Maka orang itu melihatnya dengan nada nerendahkan. Ia berkata, “hai , ketahuilah bahawa sesungguhanya kamu tidak memerangi manusia tetapi kamu sedang memerangi takdir. Kami adalah takdir Allah yang dikirimkan kepadamu.”
Seorang muslim yang benar-benar melalui dakwah dan tarbiyah untuk menjadi muslim yang sejati perlu merilisasikan empat perkara ini didalam kehidupan dirinya.
Pertama sentiasa bermuraqabatullah (merasa dalam pengawasan Allah) dengan keikhlasan dan kejujuran, serta bertawakal kepada Nya dalam segala persoalan yang dihadapinya. Sesungguhnya seorang hamba menghadap kepada Allah swt setiap harinya tujuh belas kali dengan membaca firmanNya, “Hanya kepada Mu aku menyembah dan hanya kepada Mu pula aku memohon pertolongan’ (AL Fatihah 5)
Kedua terus menerus berhubung dengan Allah swt dengan cara banyak berdzikir dalam kondisi apa pun. “Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, ‘Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran 191)
Ketiga sentiasa beristiqamah didalam mentaati Allah swt. Islam dating untuk dua hal: MELAKUKAN dan MENINGGALKAN. Melakukkan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Setiap perintah diantara perintah-perintah Allah yang ada mengandung kebaikan bagimu. Apa yang Dia perintahkan kepadamu, kerjakanlah nescaya engkau akan aman. Sedangkan apa yang dilarang Nya pasti akan mengandungi keburukan. Maka apa saja yang dilarang untuk kamu lakukan, tinggalkanlah dan engkau pasti tenang. Jika engkau dapati dirimu cenderung untuk melanggar larangan, segeralah engkau ucapkan, “Ya Allah, Dzat yang Maha Mengetahui isi hati!” lalu ingatkkanlah dirimu akan keagunganNya. “Sesungguhnya oerng-orang yang bertaqwa itu bila di timpa was-was dari setan, mereka segera ingat kepada Allah. Maka ketika itu pula mereka melihat kesalahan nya. (Al A’raf 201)
Keempat kesucian ukhwah dan cinta kerana Allah dengan kuat. Inilah inti kandungan Islam, tidak menyimpan kedengkian kepada seseorang pun dan tidak akan marah kecuali dilakukan semata-mata kerana Allah dan demi Allah. Sentiasa bermuraqabah, istiqamah diatas kebaikan dan cinta, bersaudara demi Allah serta mempersiapkan diri secara total untuk menjadi pembela Islam.
“Sungguh kalian akan di uji mengenai harta dan diri kalian. Dan kalian juga mendengar dari orang-orang yang diberikan yang diberi kitab sebelum kalian dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan menyakitkan yang cukup banyak. Maka jika kalian bersabar dan bertaqwa, sungguh yang demikian itu termasuk urusan yang patut di utamakan” (Ali Imran 186)
“Apakah manusia itu mengira bahawa dirinya akan dibiarkan begitu sahaja menyatakan kami beriman, padahal mereka belum juga di uji.” (Al Ankabut 2)
Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surge, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantara kalian dan belum terlihat nyata pula orang-orang yang bersabar.” (Ali Imran 142)
Dakwah itu bukanlah main-main, kalian akan masuk kedalam berbagai jalan sempit yang menyusahkan dan akan Nampak diantara kita siapa pelaku kebajikan dan siapa pembuat kerusukan. Kita harus berlapang dada bukan penyebab terjadinya permusuhan sehingga kesepakatan berlaku sehingga Allah membuka hati diantara kita dengan mereka. Allahlah yang menguasai petunjuk kita.
Kehendak dan Kemahuan Pilihan
Assalammualaikum dan salam sejahtera,
Murah-murah! begitulah laungan seorang juru jual ditepi jalan di chow kit pada pagi itu, ramai orang tertumpu kepada lokasi penjual itu untuk mendapatkan apakah barangan yang dijual dengan tawaran yang begitu menarik perhatian orang ramai. Ada yang memerhatikan sahaja juru jual dan melihat sahaja tanpa ada perasaan untuk membeli, mungkin bukan keperluannya, ada juga yang tidak sabar-sabar untuk memiliki barangan yang dijual oleh penjual, ada juga mungkin merasakan tidak mampu untuk membeli barang tersebut kerana tidak membawa wang pada masa tersebut. Dan ada juga yang tidak tertarik langsung dengan tawaran yang diberikan.
Inilah lumrah kehidupan, tidak setiap yang ditawarkan akan diambil oleh seseorang dan juga tidak setiap yang ditawarkan akan di tolak oleh seseorang. Kita akan berfikir dan membuat keputusan dan setiap keputusan pastinya akan memberikan kesan kepada kehidupan. Allah swt menawarkan surga kepada manusia untuk kehidupan akhirat nanti dan apakah reaksi kita kepada tawaran ini Tentunya sekiranya kita memilih untuk mendapatkan surganya kita akan terpaksa berkorban untuk membeli barangan tersebut dengan kesukaran yang perlu kita lalui didalam kehidupan.
Allah swt tidak menjanjikan kesenangan sebelum kita melalui kesukaran. Oleh sebab itu sejauh mana kita sedia untuk merasai kesukaran untuk mendapatkan kesenangan di kemudian hari? Persoalan ini begitu mudah tetapi perlaksanaan memerlukan kita betul-betul untuk merasai kesukaran dan kepayahan didalam kehidupan. Kita mungkin menyatakan sukar tetapi apa yang kita rasakan sukar mungkin begitu senang buat orang lain yang telah melalui kesukaran yang lebih teruk dari apa ang pernah kita lalui. Kesukaran adalah tanggapan yang ada pada diri kita dan sejauh mana kita bersedia untuk menghadapinya didalam kehidupan.
Anak-anak kecil tidak pernah merasakan kesukaran untuk belajar membaca, mereka merasakan perlu untuk belajar dan dipaksa untuk belajar dan akhirnya mereka boleh membaca walaupun ada yang baru boleh membaca apabila mereka berumur sepuluh tahun. Mengapa kerana mereka tidak tahu putus asa dan tahu terpaksa juga untuk melaluinya dan akhirnya mereka berjaya. Namun yang malas dan tidak mahu berubah mereka tetap tidak berjaya membaca dan terus dalam keadaan buta huruf disebabkan kesukaran tersebut dilihat sebagai suatu yang begitu sukar untuk diatas oleh mereka. Kita telah berjaya kerana boleh membaca coretan ini dan adakah kita merasakan begitu sukar atau kita menyatakan begitu sukar untuk belajar membaca? Kita tidak ingat lagi peristiwa bagaimana kita boleh membaca kerana kita terus berusaha dan berusah sehinggakan kesukaran tidak diletakkan didalam kamus pemikiran kehidupan kita dan pastinya kita telah berjaya. Mari kita fikirkan apakah kesukaran yang mungkin kita hadapi untuk mendapatkan kenikmatan kehidupan dan bermula untuk melaluinya dengan harapan bantuan dari Allah swt untuk kita terus berjaya. Allah hu alam.
Murah-murah! begitulah laungan seorang juru jual ditepi jalan di chow kit pada pagi itu, ramai orang tertumpu kepada lokasi penjual itu untuk mendapatkan apakah barangan yang dijual dengan tawaran yang begitu menarik perhatian orang ramai. Ada yang memerhatikan sahaja juru jual dan melihat sahaja tanpa ada perasaan untuk membeli, mungkin bukan keperluannya, ada juga yang tidak sabar-sabar untuk memiliki barangan yang dijual oleh penjual, ada juga mungkin merasakan tidak mampu untuk membeli barang tersebut kerana tidak membawa wang pada masa tersebut. Dan ada juga yang tidak tertarik langsung dengan tawaran yang diberikan.
Inilah lumrah kehidupan, tidak setiap yang ditawarkan akan diambil oleh seseorang dan juga tidak setiap yang ditawarkan akan di tolak oleh seseorang. Kita akan berfikir dan membuat keputusan dan setiap keputusan pastinya akan memberikan kesan kepada kehidupan. Allah swt menawarkan surga kepada manusia untuk kehidupan akhirat nanti dan apakah reaksi kita kepada tawaran ini Tentunya sekiranya kita memilih untuk mendapatkan surganya kita akan terpaksa berkorban untuk membeli barangan tersebut dengan kesukaran yang perlu kita lalui didalam kehidupan.
Allah swt tidak menjanjikan kesenangan sebelum kita melalui kesukaran. Oleh sebab itu sejauh mana kita sedia untuk merasai kesukaran untuk mendapatkan kesenangan di kemudian hari? Persoalan ini begitu mudah tetapi perlaksanaan memerlukan kita betul-betul untuk merasai kesukaran dan kepayahan didalam kehidupan. Kita mungkin menyatakan sukar tetapi apa yang kita rasakan sukar mungkin begitu senang buat orang lain yang telah melalui kesukaran yang lebih teruk dari apa ang pernah kita lalui. Kesukaran adalah tanggapan yang ada pada diri kita dan sejauh mana kita bersedia untuk menghadapinya didalam kehidupan.
Anak-anak kecil tidak pernah merasakan kesukaran untuk belajar membaca, mereka merasakan perlu untuk belajar dan dipaksa untuk belajar dan akhirnya mereka boleh membaca walaupun ada yang baru boleh membaca apabila mereka berumur sepuluh tahun. Mengapa kerana mereka tidak tahu putus asa dan tahu terpaksa juga untuk melaluinya dan akhirnya mereka berjaya. Namun yang malas dan tidak mahu berubah mereka tetap tidak berjaya membaca dan terus dalam keadaan buta huruf disebabkan kesukaran tersebut dilihat sebagai suatu yang begitu sukar untuk diatas oleh mereka. Kita telah berjaya kerana boleh membaca coretan ini dan adakah kita merasakan begitu sukar atau kita menyatakan begitu sukar untuk belajar membaca? Kita tidak ingat lagi peristiwa bagaimana kita boleh membaca kerana kita terus berusaha dan berusah sehinggakan kesukaran tidak diletakkan didalam kamus pemikiran kehidupan kita dan pastinya kita telah berjaya. Mari kita fikirkan apakah kesukaran yang mungkin kita hadapi untuk mendapatkan kenikmatan kehidupan dan bermula untuk melaluinya dengan harapan bantuan dari Allah swt untuk kita terus berjaya. Allah hu alam.
Monday, July 19, 2010
Rahsia Di Sebalik Sembahyang 5 Waktu...
***Bukan Catatan Penulis****
Rahsia Di Sebalik Sembahyang 5 Waktu
Ali bin Abi Talib r.a berkata : "Sewaktu Rasullullah S.A.W duduk bersama para sahabat muhajirin dan ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata :
'Ya Muhammad, kami hendak tanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepadNabi Musa A.S. yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.'
Lalu Rasullullah S.A.W. bersabda: 'Silakan bertanya.'
Berkata orang Yahudi: 'Sila terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu.'
Sabda Rasullullah S.A.W. :
'Sembahyang Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada tuhanNya, Sembahyang Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam A.S. memakan buah Khuldi, Sembahyang Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam A.S., maka setiap mukmin yang bersembahyang Maghrib dengan ikhlas kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya.
'Sembahyang Isya' itu ialah sembahyang yang dikerjakan oleh para Rasul-Rasul sebelumku, Sembahyang Subuh adalah sebelum terbit matahari, ini kerana apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya tiap orang kafir.' Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah S.A.W. maka mereka berkata: 'Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan didapati oleh orang yang sembahyang.'
Rasullullah S.A.W bersabda: 'Jagalah waktu-waktu sembahyang terutama sembahyang yang pertengahan, sembahyang Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam, orang mukimin yang mengerjakan sembahyang pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya wap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.'
Sabda Rasullullah S.A.W. lagi: 'Manakala sembahyang Asar, adalah saat di mana Nabi Adam A.S. memakan buah Khuldi. Orang mukmin yang mengerjakan sembahyang Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.' Setelah itu Rasullullah S.A.W. membaca ayat yang bermaksud: 'Jagalah waktu-waktu sembahyang terutama sekali sembahyang yang pertengahan, sembahyang Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam A.S. diterima. Seorang mukimin yang ikhlas mengerjakan sembahyang Maghrib kemudian meminta sesuatu dari Allah maka Allah akan perkenankan.
'Sabda Rasullullah S.A.W.:
'Sembahyang Isya' (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan sembahyang Isya' berjamaah, Allah S.W.T. haramkan dari terkena nyalanya api neraka dan diberinya cahaya untuk menyeberangi titi sirath.'
Sabda Rasullullah S.A.W. seterusnya: 'Sembahyang Subuh pula, seorang mukmin yang mengerjakan sembahyang subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberi oleh Allah S.W.T. dua kebebasan iaitu:
1. Dibebaskan dari api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah S.A.W. maka mereka berkata:
'Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (S.A.W). Kini katakan pula kepada kami semua kenapakah Allah S.W.T. mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu?'.
Sabda Rasullullah S.A.W.:
'Ketika Nabi Adam memakan buah pohon yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam A.S. selama 30 hari. Kemudian Allah S.W.T. mewajibkan ke atas keturunan Adam A.S. berlapar selama 30 hari.
Sementara izin makan diwaktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah S.W.T. kepada makhlukNya.'
Kata orang Yahudi:
'Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami ganjaran pahala yang diperolehi dari puasa itu.' Sabda Rasullullah S.A.W.: 'Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah S.W.T. dia akan diberi oleh Allah S.W.T.
7 perkara:
1. Akan dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh dengan makanan yang haram).
2. Rahmat Allah sentiasa dekat dengannya.
3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
4. Dijauhkan dari merasa lapar dan haus.
5. Diringan baginya siksa kubur ( siksa yang sangat mengerikan).
6. Diberikan cahaya oleh Allah S.W.T. pada hari Kiamat untuk menyeberang titian sirath.
7. Allah S.W.T. akan memberinya kemudian di syurga.
Kata orang Yahudi:
'Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu antara semua para nabi-nabi.'
Sabda Rasullullah S.A.W.:
'Seorang nabi mengunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat pada umat saya di hari kiamat).'
Kata orang Yahudi:
'Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka Rasulullah (kami percaya bahawa tiada Tuhan kecuali Allah dan engkau utusan Allah).'
"Dan sesungguhnya akan Kami berikan cubaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah2an. Dan berilah berita gembira kepada orang2 yang sabar." (Al-Baqarah : 155)
Peluang sejauh mana kita melihatnya..
Assalammualaikum dan salam sejahtera,
Peluang suatu yang datang dan pergi, sejauh mana kita melihat sesuatu dengan peluang yang terbaik untuk diri kita. Setiap peluang itu pastinya diiringi dengan kesukaran demi kesukaran yang perlu dilalui dan dihadapi dengan perasaan yang jelas hubugan dengan Allah swt.
Sebagai contohnya rasulullah saw bersabda yang bermaksud barang siapa yang menghafal salah satu dari 4 surah ini adalah tanda ahli surga dan diantaranya adalah surah Al mulk, bagaimanakah rasa hati kita? Adakah kita benar-benar berusaha untuk menghafal dan berusaha untuk memahami ayat-ayat tersebut agar menjadikan diri kita berpeluang untuk memnjadi orang-orang yang tergulung sebagai ahli surga? Apakah kita merasakan ini sebagai suatu peluang?
Rasullulah saw juga pernah bersabda yang bermaksud rugilah seorang anak yang apabila mendapati kedua ibu bapanya telah tua dan tidak dapat memasuki surga kerananya. Bagaimanakah sikap kita kepada kedua ibu bapa kita yang telah tua, adakah kita melihat ini sebagai satu peluang untuk mendapatkan surga Allah swt? Adakah kita melakukan yang terbaik terhadap kedua-dua mereka kerana Allah swt?
Banyak lagi peluang-peluang yang disediakan oleh Allah swt dan adakah kita dapat melihat peluang-peluang itu didalam kehidupan kita atau kita terus melepaskan begitu banyak peluang didalam kehidupan ini berlalu begitu sahaja kerana kita tidak merasakan ianya sebagai suatu peluang tetapi sebagai suatu yang membebankan dan menyusahkan kehidupan kita sahaja. Kita tidak akan dapat mesakannya kecuali kita menambahkan ilmu pengetahuan dan juga mengambil nilai dan neraca Allah swt didalam apa sahaja keputusan yang ingin kita lakukan didalam kehidupan ini. Allah hu alam.
Peluang suatu yang datang dan pergi, sejauh mana kita melihat sesuatu dengan peluang yang terbaik untuk diri kita. Setiap peluang itu pastinya diiringi dengan kesukaran demi kesukaran yang perlu dilalui dan dihadapi dengan perasaan yang jelas hubugan dengan Allah swt.
Sebagai contohnya rasulullah saw bersabda yang bermaksud barang siapa yang menghafal salah satu dari 4 surah ini adalah tanda ahli surga dan diantaranya adalah surah Al mulk, bagaimanakah rasa hati kita? Adakah kita benar-benar berusaha untuk menghafal dan berusaha untuk memahami ayat-ayat tersebut agar menjadikan diri kita berpeluang untuk memnjadi orang-orang yang tergulung sebagai ahli surga? Apakah kita merasakan ini sebagai suatu peluang?
Rasullulah saw juga pernah bersabda yang bermaksud rugilah seorang anak yang apabila mendapati kedua ibu bapanya telah tua dan tidak dapat memasuki surga kerananya. Bagaimanakah sikap kita kepada kedua ibu bapa kita yang telah tua, adakah kita melihat ini sebagai satu peluang untuk mendapatkan surga Allah swt? Adakah kita melakukan yang terbaik terhadap kedua-dua mereka kerana Allah swt?
Banyak lagi peluang-peluang yang disediakan oleh Allah swt dan adakah kita dapat melihat peluang-peluang itu didalam kehidupan kita atau kita terus melepaskan begitu banyak peluang didalam kehidupan ini berlalu begitu sahaja kerana kita tidak merasakan ianya sebagai suatu peluang tetapi sebagai suatu yang membebankan dan menyusahkan kehidupan kita sahaja. Kita tidak akan dapat mesakannya kecuali kita menambahkan ilmu pengetahuan dan juga mengambil nilai dan neraca Allah swt didalam apa sahaja keputusan yang ingin kita lakukan didalam kehidupan ini. Allah hu alam.
Thursday, July 8, 2010
Besarnya Makna Doa..
Petikan dibawah bukan catatan penulis..
BESARNYA makna DOA YANG KITA LUPAKAN- semasa duduk antara dua sujud
Dalam tidak sedar.Setiap hari kita memohon didalam solat kita..tetapi sayangnya, kita hanya memohon tanpa memahami.. sekadar tersebut dibibir, tetapi tidak tersentuh dari hati kita selama ini..
Marilah kita mula menghayati ketika kita duduk di antara dua sujud semasa solat..
Dengan rendah hati nyatakanlah permohonan ampun kepada Allah Rabbighfirli (Tuhanku, ampuni aku)
Diamlah sejenak, buka dada dan diri kita untuk menerima ampunan dari Allah seperti membuka diri ketika merasakan hembusan angin sepoi-sepoi atau menerima curahan air hujan ketika kita masih kecil
Tetaplah membuka diri kita untuk menerima ampunan Allah. Ulangi permintaan itu beberapa kali hingga kita merasakan ketenangan Kemudian sampaikanlah permintaan kedua,Warhamni (sayangi aku)
Diam dan tundukkanlah diri kita untuk menerima kasih-sayang Allah yang tak terhitung besarnya
Bukalah dada kita seluas-luasnya agar semakin banyak kasih-sayang Allah yang kita terima
Ulanglah beberapa kali hingga kita merasa cukup Berturut-turut sampaikanlah permintaan2 berikut dengan cara sebagaimana tersebut di atas, satu persatu..Wajburnii (tutuplah aib-aibku)
Warfa'nii (angkatlah darjatku)
Warzuqnii (berilah aku rezeki)
Wahdinii (berilah aku petunjuk)
Wa'Aafinii (sihatkan aku)
Wa'fuannii (maafkan aku)
Setelah selesai, diamlah sejenak lalu sampaikan rasa syukur kita
Betapa besarnya nilai sebuah doa ini..sebuah doa yang kita hanya lewatkan begitu sahaja..
Dalam tidak kita sedar selama ini kita seperti sedang berpura-pura memohon sesuatu tetapi hati antara tidak dan mahu pantaslah Allah perlakukan kita begitu.
BESARNYA makna DOA YANG KITA LUPAKAN- semasa duduk antara dua sujud
Dalam tidak sedar.Setiap hari kita memohon didalam solat kita..tetapi sayangnya, kita hanya memohon tanpa memahami.. sekadar tersebut dibibir, tetapi tidak tersentuh dari hati kita selama ini..
Marilah kita mula menghayati ketika kita duduk di antara dua sujud semasa solat..
Dengan rendah hati nyatakanlah permohonan ampun kepada Allah Rabbighfirli (Tuhanku, ampuni aku)
Diamlah sejenak, buka dada dan diri kita untuk menerima ampunan dari Allah seperti membuka diri ketika merasakan hembusan angin sepoi-sepoi atau menerima curahan air hujan ketika kita masih kecil
Tetaplah membuka diri kita untuk menerima ampunan Allah. Ulangi permintaan itu beberapa kali hingga kita merasakan ketenangan Kemudian sampaikanlah permintaan kedua,Warhamni (sayangi aku)
Diam dan tundukkanlah diri kita untuk menerima kasih-sayang Allah yang tak terhitung besarnya
Bukalah dada kita seluas-luasnya agar semakin banyak kasih-sayang Allah yang kita terima
Ulanglah beberapa kali hingga kita merasa cukup Berturut-turut sampaikanlah permintaan2 berikut dengan cara sebagaimana tersebut di atas, satu persatu..Wajburnii (tutuplah aib-aibku)
Warfa'nii (angkatlah darjatku)
Warzuqnii (berilah aku rezeki)
Wahdinii (berilah aku petunjuk)
Wa'Aafinii (sihatkan aku)
Wa'fuannii (maafkan aku)
Setelah selesai, diamlah sejenak lalu sampaikan rasa syukur kita
Betapa besarnya nilai sebuah doa ini..sebuah doa yang kita hanya lewatkan begitu sahaja..
Dalam tidak kita sedar selama ini kita seperti sedang berpura-pura memohon sesuatu tetapi hati antara tidak dan mahu pantaslah Allah perlakukan kita begitu.
Kepahaman melahirkan kekuatan
Assalammualaikum dan salam sejahtera.
Kemahuan dan kesungguhan lahir dari sikap seseorang berdasarkan sejauh mana jelasnya matlamat dan tujuan yang ingin di cari didalam kehidupan. Seseorang boleh melakukan banyak tugas tetapi adakah tugas-tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan sempurna? Adakah segala tenaga, persiapan diberikan untuk memastikan kejayaan kepada tugas-tugas yang ditentukan.
Persoalan ini hanya dapat dijawab dengan tindakan yang ditunjukkan atas dasar kepahaman berhubung dengan tujuan yang ingin dicapai. Sekiranya penilaian dan tujuan diatas dasar mencari keredaan Allah swt maka segala kesukaran bukan lagi suatu kesukaran sebaliknya segala di lihat sebagai suatu ujian untuk membersihkan Iman. Meletakkan penyerahan kepada Allah swt dan cuba melakukan yang terbaik.
Mari kita mengambil contoh untuk mendidik anak-anak. Apakah matlamat yang ada didalam diri kita, adakah kita mendidik mereka agar mereka selamat di akhirat nanti atau kita mendidik mereka agar mereka menjadi manusia yang berjaya didunia semata-mata. Jika matlamat kita berbeza tentu sekali tindakan kita akan berlainan. Jika kita meletakkan agar mereka akan mendapat surga di akhirat dan kita dapati anak kita bermasalah tentu sekali kita tidak akan putus-putus berharap agar Allah swt memberikan hidayah dan pertolongan kepada diri kita dan anak kita. Pengharapan kita sentiasa didalam apa sahaja tindakan dan bersyukur dengan apa sahaja pemberi Allah swt kita.
Kemarahan bukan kepada diri anak kita tetapi kepada sikap yang mereka tunjukkan dan kita akan berusaha dan terus berusaha untuk memperbaiki dengan hati yang tenang dan pengharapan yang tinggi kepada Allah swt.
Kemahuan dan kesungguhan lahir dari sikap seseorang berdasarkan sejauh mana jelasnya matlamat dan tujuan yang ingin di cari didalam kehidupan. Seseorang boleh melakukan banyak tugas tetapi adakah tugas-tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan sempurna? Adakah segala tenaga, persiapan diberikan untuk memastikan kejayaan kepada tugas-tugas yang ditentukan.
Persoalan ini hanya dapat dijawab dengan tindakan yang ditunjukkan atas dasar kepahaman berhubung dengan tujuan yang ingin dicapai. Sekiranya penilaian dan tujuan diatas dasar mencari keredaan Allah swt maka segala kesukaran bukan lagi suatu kesukaran sebaliknya segala di lihat sebagai suatu ujian untuk membersihkan Iman. Meletakkan penyerahan kepada Allah swt dan cuba melakukan yang terbaik.
Mari kita mengambil contoh untuk mendidik anak-anak. Apakah matlamat yang ada didalam diri kita, adakah kita mendidik mereka agar mereka selamat di akhirat nanti atau kita mendidik mereka agar mereka menjadi manusia yang berjaya didunia semata-mata. Jika matlamat kita berbeza tentu sekali tindakan kita akan berlainan. Jika kita meletakkan agar mereka akan mendapat surga di akhirat dan kita dapati anak kita bermasalah tentu sekali kita tidak akan putus-putus berharap agar Allah swt memberikan hidayah dan pertolongan kepada diri kita dan anak kita. Pengharapan kita sentiasa didalam apa sahaja tindakan dan bersyukur dengan apa sahaja pemberi Allah swt kita.
Kemarahan bukan kepada diri anak kita tetapi kepada sikap yang mereka tunjukkan dan kita akan berusaha dan terus berusaha untuk memperbaiki dengan hati yang tenang dan pengharapan yang tinggi kepada Allah swt.
Wednesday, July 7, 2010
Kebaikan Dapat Dirasai...
Assalammualaikum dan salam sejahtera
Semua orang mahukan yang terbaik, bila memilih pakaian kita mahukan pakaian yang terbaik, didalam memilih makanan kita akan memilih yang terbaik dan samada kita sedar atau tidak kita hanya akan dapat memberikan yang terbaik apabila kita ikhlas melakukannya. Seorang isteri atau suami boleh memasak makanan pagi dan seorang pembantu rumah juga boleh memasak makanan pagi tetapi sekiranya makanan dimasak dengan perasaan marah kita akan dapat memilih dan mengetahui mana satu makanan yang di masak dengan perasaan kasih sayang atau pun penuh dengan perasaan kemarahan.
Tentunya makanan itu tetap makanan pagi seperti mee goreng atau nasi lemak tetapi makanan yang disediakan dengan perasaan kasih sayang dan keikhlasan akan dapat dirasai dengan presentation dan rasa yang sungguh berbeza dari makanan yang disediakan tanpa kesungguhan dan kasih sayang. Persoalan yang kita perlu fikirkkan adakah kita boleh sentiasa mendapatkan yang terbaik sekiranya kita sendiri gagal memberikan yang terbaik kepada oranng lain. Jika kita gagal memberikan yang terbaik kepada isteri, suami, anak-anak, rakan-rakan, jiran dan sesiapa sahaja, tentu sahaja mereka akan dapat merasainya dan apa yang kita lontarkan pasti akan kembali.
Apabila kita tersenyum kepada seseorang tentunya ia akan tersenyum kembali kepada kita walaupun kita tidak mengenalinya. Kalau kita sentiasa melakukan yang terbaik dan segalanya dilakukan untuk mendapatkan keredaan Allah swt, tentu sekali Allah swt yang maha pengasih dan maha Penyayang akan memberikan balasan kebaikan kepada diri kita. Kita tidak perlu risau tentang apakah balasan yang akan diberikan oleh Allah swt, baik atau buruk semuanya dari Allah swt dan kita perlu memikirkan tentunya ada kebaikan didalam segala apa sahaja yang kita lalui.
Untuk melakukan yang terbaik pula kita perlu bersifat positif didalam pemikiran, redza dengan ketentuan Allah swt disetiap saat dan ketika kerana masa yang kita ada hanya 3 saat, satu saat yang telah berlalu dan tidak akan kembali lagi yang memerlukan untuk kita bersyukur dan memohon keampunan diatas segala yang berlaku, satu saat sekarang yang memerlukan kita melakukan yang terbaik dan satu saat lagi yang akan mendatang yang kita tidak tahu apakh yang akan berlaku. Marilah kita melakukan yang terbaik untuk mendapatkan yang terbaik dari Allah swt melalui manusia disekeliling kehidupan kita di dunia ini. Satu saat begitu pantas sehinggakan kita tidak sempat membilangnya tetapi kita sering lupa sehingakan kita sering melihat waktu itu begitu lama dan sukar untuk melakukan yang terbaik buat kehidupan ini. Allah hu alam
Semua orang mahukan yang terbaik, bila memilih pakaian kita mahukan pakaian yang terbaik, didalam memilih makanan kita akan memilih yang terbaik dan samada kita sedar atau tidak kita hanya akan dapat memberikan yang terbaik apabila kita ikhlas melakukannya. Seorang isteri atau suami boleh memasak makanan pagi dan seorang pembantu rumah juga boleh memasak makanan pagi tetapi sekiranya makanan dimasak dengan perasaan marah kita akan dapat memilih dan mengetahui mana satu makanan yang di masak dengan perasaan kasih sayang atau pun penuh dengan perasaan kemarahan.
Tentunya makanan itu tetap makanan pagi seperti mee goreng atau nasi lemak tetapi makanan yang disediakan dengan perasaan kasih sayang dan keikhlasan akan dapat dirasai dengan presentation dan rasa yang sungguh berbeza dari makanan yang disediakan tanpa kesungguhan dan kasih sayang. Persoalan yang kita perlu fikirkkan adakah kita boleh sentiasa mendapatkan yang terbaik sekiranya kita sendiri gagal memberikan yang terbaik kepada oranng lain. Jika kita gagal memberikan yang terbaik kepada isteri, suami, anak-anak, rakan-rakan, jiran dan sesiapa sahaja, tentu sahaja mereka akan dapat merasainya dan apa yang kita lontarkan pasti akan kembali.
Apabila kita tersenyum kepada seseorang tentunya ia akan tersenyum kembali kepada kita walaupun kita tidak mengenalinya. Kalau kita sentiasa melakukan yang terbaik dan segalanya dilakukan untuk mendapatkan keredaan Allah swt, tentu sekali Allah swt yang maha pengasih dan maha Penyayang akan memberikan balasan kebaikan kepada diri kita. Kita tidak perlu risau tentang apakah balasan yang akan diberikan oleh Allah swt, baik atau buruk semuanya dari Allah swt dan kita perlu memikirkan tentunya ada kebaikan didalam segala apa sahaja yang kita lalui.
Untuk melakukan yang terbaik pula kita perlu bersifat positif didalam pemikiran, redza dengan ketentuan Allah swt disetiap saat dan ketika kerana masa yang kita ada hanya 3 saat, satu saat yang telah berlalu dan tidak akan kembali lagi yang memerlukan untuk kita bersyukur dan memohon keampunan diatas segala yang berlaku, satu saat sekarang yang memerlukan kita melakukan yang terbaik dan satu saat lagi yang akan mendatang yang kita tidak tahu apakh yang akan berlaku. Marilah kita melakukan yang terbaik untuk mendapatkan yang terbaik dari Allah swt melalui manusia disekeliling kehidupan kita di dunia ini. Satu saat begitu pantas sehinggakan kita tidak sempat membilangnya tetapi kita sering lupa sehingakan kita sering melihat waktu itu begitu lama dan sukar untuk melakukan yang terbaik buat kehidupan ini. Allah hu alam
Hutang bila akan berakhir...
Assalammualaikum dan salam sejahtera,
Kehidupan berhutang suatu lumrah kehidupan, dari dahulu hingga sekarang ada orang yang sanggup memberi hutang dan ada pula yang ingin berhutang. Namun apabila berhutang perlu dibayar dan dilunaskan. Hutang suatu persoalan yang pasti akan dituntut dihadapan Allah swt nanti. Namun kita begitu mudah untuk berhutang terutama dengan cara mudah hari ini melalui kad kredit. Dahulu hutang juga mengenakan bunga kini ada juga hutang yang menyebabkan kesukaran kehidupan kerana bunga yang begitu tinggi.
Hutang rumah, hutang kereta, hutang kawin, hutang sewa dan banyak lagi hutang-hutang yang perlu dijelaskan setiap bulan. Bagaimanakah untuk bebas dari hutang? Adakah di zaman ini kita boleh bebas dari hutang dengan pihak bank? Terutama ahli perniagaan begitu banyak jumlah yang diperlukan untuk perniagaan dan begitu banyak juga hutang yang perlu dilakukan untuk sesuatu perniagaan.
Persoalan samada boleh atau tidak melepaskan diri dari hutang bank adalah bergantung kepada soal hati. Mengapa seorang berhutang? Tentu jumlah hutang bergantung kepada kemampuan yang mereka rasakan sanggup untuk membayarnya balik. Lagi banyak gaji atau pendapatan lagi besarlah hutang seseorang. Akhirnya kehidupan terpaksa diteruskkan dengan semangat untuk membayar hutang yang telah dilakukan sebelum ini. Apakah erti kebebasan dan kebahagian sebenarnya?
Saya tidak ada jawapan untuk dikongsikan tetapi hanya ingin mengutarakan persoalan bagi kita berfikir apakah sebenarnya tujuan kehidupan kita kini, adakah untuk memenuhkan tuntutan diri sehingga sanggup melakukan begitu banyak hutang? atau adakah kita memilih bank yang dikatakan mempunyai skim islamik atau kita tidak mahu berhutang dan cukup dengan apa yang ada atau kita memilih penilaian Allah swt terlebih dahulu sebelum bertindak. Walau apapun keputusan yang diambil tentunya ada kesan yang perlu ditanggung. Setiap keputusan ada pengorbanan yang perlu dilakukan. Allah hu alam.
Friday, July 2, 2010
Makanan..Sejauh Mana Dicari Untuk Kehidupan
Assalammualaikum dan salam sejahtera,
Makanan suatu keperluan kehidupan, ada yang memakan makanan kerana rasa lapar dan ada juga yang memakan makanan kerana makanan terhidang dihadapan mata dan tidak mahu membazirkan makanan yang ada. Ada orang yang makan kerana kelaparan, ada juga yang memakan makanan kerana hawa nafsu, ada yang memakan makanan kerana telah terbeli dan tidak mahu membazir. Namun persoalannya mengapa kita perlu makan dan berapa banyakkah keperluan makan kepada diri kita?
Jika jasad kita memerlukan makanan yang berbentuk seperti nasi, kueh mueh, lauk pauh dan banyak lagi anika jenis makanan, maka apakah pula yang diperlukan oleh roh kita? Apakah yang kita sediakan untuk roh kita mendapatkan makanan yang terbaik agar roh dapat dijaga dan dapat dididik dengan baik. Apakah kita sentiasa memikirkan apakah makanan yang perlu dan boleh disediakan oleh kita untuk makanan roh yang ada. Jalan-jalan cari makan selalunya difikirkan apabila ingin mencuba tempat-tempat baru untuk merasakan makanan baru. Adakalanya kita akan memaklumkan kepada rakan-rakan sejauh mana enaknya makanan tersebut agar boleh dinikmati oleh mereka juga.
Teapi apabila roh kita merasakan nikmat adakah kita mahu berkongsikan sela yang kita rasakan kepada orang lain atau kita masih lagi tidak mahu orang lain merasakan seperti apa yang kita rasakan. Mungkin kita sebenarnya masih belum pasti apakah nikmat yang kita rasakan itu sebagai suatu nikmat yang sempurna sehinggakan kita tidak pasti untuk berkongsi dengan orang lain. Para sahabat rasulullah saw merasakan betapa nikmatnya duduk sebagai seorang islam dan merasakan Islam sahaja yang dapat menyelesaikan masalah kehidupan yang dihadapi masa sekarang, mereka merasakan agar semua orang perlu berubah dan berpeluang untuk menikmati kehidupan sebagai seorang islam. Oleh sebab itu mereka tidak jemu-jemu untuk berkongsi apa yang dirasai agar dirasai oleh orang lain juga.
Hanya orang yang mempunyai sesuatu sahaja yang boleh berkongsi sesuatu yang dimilikinya, hanya orang yang berilmu sahaja yang boleh mengajarkan ilmu tersebut, Hanya orang yang kaya boleh memberikan hartanya, namun belum tentu sesiapa yang mempunyai segalanya boleh melakukan sekiranya ia tidak diberikan hidayah oleh Allah swt untuk melakukannya. Marilah kita berdoa untuk diberikan kekuatan untuk berkerja dan memberikan sesuatu untuk orang lain dan sentiasa menjadi tangan-tangan yang diatas dan bukan tangan yang dibawah yang sentiasa meminta. Allah hu alam
Kemanisan Kejayaan Memerlukan Pengorbanan
Assalammualaikum dan salam sejahtera,
Kemanisan kejayaan suatu yang sukar untuk dilupakan didalam kehidupan, namun setiap kemanisan kejayaan itu tentu sekali diiringi dengan kesediaan untuk melalui kesukaran didalam kehidupan. Setiap kesukaran yang dilalui tentunya menjanjikan kejayaan demi kejayaan, walaupun kejayan itu adalah ketentuan dari Allah swt namun setiap kesediaan melalui kesukaran itu pastinya akan membuahkan kemanisanan kejayaan seizing Allah swt. Kita perlu berani untuk menghadapi kesukaran dan kepayahan. Sejauh mana kita menyediakan diri kita untuk menghadapi sedikit kesukaran didalam kehidupan?
Adakah kita sering bersikap adil kepada diri kita? Kita mahukan kemanisan kejayaan tetapi kita tidak bersedia untuk menghadapi kesukaran didalam kehidupan. Kita mahu meraih kejayaan tetapi kita melihat masalah sebagai suatu beban didalam kehidupan. Kita takut untuk memulakan sesuatu yang tidak biasa kita lalui, kita mahukan sesuatu yang telah menjadi kebiasaan sahaja tetapi kita berharap untuk mendapat hasil yang berbeza dalam kehidupan kita. Tentu suatu yang mustahil sekiranya kita berhajat kepada yang lebih baik tetapi tidak bersedia untuk menghadapi cabaran dan dugaan yang menanti.
Apabila melihat anak-anak tentu ramai yang mahukan anak-anak Berjaya didalam kehidupan mereka, tetapi berapa ramai ibubapa yang sanggup untuk duduk memerhatikan buku-buku pelajaran bersama-sama dengan anak mereka? Ramai merasakan dengan menghantar anak-anak ke pusat tusyen, ibubapa telah lepas tanggungjawab mendidik anak-anak mereka. Tidakkah kita sedar di pusat tusyen mereka hanya diajarkan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan pelajaran sahaja, mereka tidak diajar untuk berakhalak dengan baik, mereka tidak diajar untuk mengenal Allah swt, mereka tidak diajar untuk merasai sentuhan kasih sayang. Apakah dengan melahirkan anak-anak yang ditingkatkan pengetahuan mata pelajaran semata-mata ini akan dapat membentuk keperibadian mereka agar menjadi manusia yang seperti dikehendaki oleh Allah swt?
Sekali lagi perubahan ini hanya boleh dilakukan oleh mereka yang mempunyai sesuatu, yang kayaa sahaja mampu untuk memberikan sesuatu kepada yang miskin, yang berilmu sahaja yang mampu menyedarkan seseorang, yang mempunyai kasih sayang sahaja yang mampu mengalirkan perasaan itu buat orang lain. Marilah kita meneliti sejauh mana kita mempunyai sesuatu untuk kita kongsikan kepada orang-orang yang kita kasihi? Apakah kita benar-benar mengasihi isteri, anak-anak, ibubapa, rakan-rakan, sahabat, jiran dan masyarakat kita. Jika kita merasakan kita memiliki sesuatu dan bersedia untuk dikongsikan baru kita akan bermula, sebaliknya jika kita tidak menyedari apa yang kita ada bagaimana kita mahu melakukan dengan penuh kesungguhan kerana kita tidak tahu apakah langkah permulaan yang mahu kita lakukan. Tentulah kita akan rugi, bukan kita sahaja tetapi isteri, anak-anak, rakan , sahabat dan masyarakat kita tidak akan merasai keujudan diri kita disamping mereka. Allah hu alam
Kemanisan kejayaan suatu yang sukar untuk dilupakan didalam kehidupan, namun setiap kemanisan kejayaan itu tentu sekali diiringi dengan kesediaan untuk melalui kesukaran didalam kehidupan. Setiap kesukaran yang dilalui tentunya menjanjikan kejayaan demi kejayaan, walaupun kejayan itu adalah ketentuan dari Allah swt namun setiap kesediaan melalui kesukaran itu pastinya akan membuahkan kemanisanan kejayaan seizing Allah swt. Kita perlu berani untuk menghadapi kesukaran dan kepayahan. Sejauh mana kita menyediakan diri kita untuk menghadapi sedikit kesukaran didalam kehidupan?
Adakah kita sering bersikap adil kepada diri kita? Kita mahukan kemanisan kejayaan tetapi kita tidak bersedia untuk menghadapi kesukaran didalam kehidupan. Kita mahu meraih kejayaan tetapi kita melihat masalah sebagai suatu beban didalam kehidupan. Kita takut untuk memulakan sesuatu yang tidak biasa kita lalui, kita mahukan sesuatu yang telah menjadi kebiasaan sahaja tetapi kita berharap untuk mendapat hasil yang berbeza dalam kehidupan kita. Tentu suatu yang mustahil sekiranya kita berhajat kepada yang lebih baik tetapi tidak bersedia untuk menghadapi cabaran dan dugaan yang menanti.
Apabila melihat anak-anak tentu ramai yang mahukan anak-anak Berjaya didalam kehidupan mereka, tetapi berapa ramai ibubapa yang sanggup untuk duduk memerhatikan buku-buku pelajaran bersama-sama dengan anak mereka? Ramai merasakan dengan menghantar anak-anak ke pusat tusyen, ibubapa telah lepas tanggungjawab mendidik anak-anak mereka. Tidakkah kita sedar di pusat tusyen mereka hanya diajarkan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan pelajaran sahaja, mereka tidak diajar untuk berakhalak dengan baik, mereka tidak diajar untuk mengenal Allah swt, mereka tidak diajar untuk merasai sentuhan kasih sayang. Apakah dengan melahirkan anak-anak yang ditingkatkan pengetahuan mata pelajaran semata-mata ini akan dapat membentuk keperibadian mereka agar menjadi manusia yang seperti dikehendaki oleh Allah swt?
Sekali lagi perubahan ini hanya boleh dilakukan oleh mereka yang mempunyai sesuatu, yang kayaa sahaja mampu untuk memberikan sesuatu kepada yang miskin, yang berilmu sahaja yang mampu menyedarkan seseorang, yang mempunyai kasih sayang sahaja yang mampu mengalirkan perasaan itu buat orang lain. Marilah kita meneliti sejauh mana kita mempunyai sesuatu untuk kita kongsikan kepada orang-orang yang kita kasihi? Apakah kita benar-benar mengasihi isteri, anak-anak, ibubapa, rakan-rakan, sahabat, jiran dan masyarakat kita. Jika kita merasakan kita memiliki sesuatu dan bersedia untuk dikongsikan baru kita akan bermula, sebaliknya jika kita tidak menyedari apa yang kita ada bagaimana kita mahu melakukan dengan penuh kesungguhan kerana kita tidak tahu apakah langkah permulaan yang mahu kita lakukan. Tentulah kita akan rugi, bukan kita sahaja tetapi isteri, anak-anak, rakan , sahabat dan masyarakat kita tidak akan merasai keujudan diri kita disamping mereka. Allah hu alam
Subscribe to:
Posts (Atom)