Tuesday, July 20, 2010

Keperluan kepada Dakwah & Tarbiyah

*** Bukan Catatan Penulis ***

Alhamdulillah, kita memohon kepada Allah swt agar menjadikan kita semua bertemu keranaNya, tolong menolong dalam melaksanakan kebajikan dan ketaqwaan, berlomba-lomba dalam mencintaiNya dan mencintai RasulNya saw serta beribadah kepadaNya dengan aqidah yang mantap yang tidak tergugat dan berubah-rubah.
Sahabat dan sahibah yang dikasihi, umat islam ini pernah mengalami kejayaan cemerlang, sesungguhnya kejayaan yang di raih dan di capai itu hasil daripada dakwah dan tarbiah berkat kekuatan iman, kekuatan persatuan, kekentalan jiwa dan kecintaannya yang mendalam, yang telah merasuk kelubuk hatinya di jalan Allah swt, bukan disebabkan atau tujuan tertentu. Inilah cinta yang telah memadukan hati dan menyatukan perasaan sehingga menjadikan kelompok-kelompok islam yang bermacam-macam itu menjadi satu hati, satu kaki dan satu peraturan. Mereka melalui dakwah dan tarbiyah yang di bawa oleh Rasululllah saw.

Itulah rahsia kemenangan mereka yang pertama dan yang terakhir iaitu berkat kekuatan iman yang telah diciptakan Allah swt pada hati siapa saja diantara hamba-hambaNya yang Dia kehendaki. Marilah kita berdoa agar menjadikan kejayaan Islam terwujud melalui tangan-tangan kita setelah sebelumnya kejayaan tersebut diwujudkan melalui tangan para salaf pendahulu kita bukan disebabkan jumlah yang banyak atau ilmu yang luas tetapi berkat kekuatan iman yang diberikan kepada yang dikehendakiNya.
Mari kita merenung kembali suasana sebelum dan permulaan kehidupan rasululah saw, kita akan mendapati bahawa seluruh dunia pada masa itu memerlukan risalah dan lelaki yang dinantikan ini, khususnya ketika kegersangan ruhani, pemikiran dan agama meliputi seluruh dunia. Keadaan manusia ketika itu baik para penganut agama Yahudi, Kristen maupun penyembah berhala seperti orang-orang Persi dan Arab menganut agama-agama yang semrawut. Orang-orang Persia menyembah api, sedangkan dikalangan mereka telah tumbuh paham-paham yang keliru. Seluruh bangsa Arab menyembah batu-batu yang telah mereka sematkan padanya sifat-sifat ketuhanan. Bangsa Romawi membawa bendera agama Masehi (Kristen). Sedangkan bangsa yahudi terbagi menjadi beberapa kelompok kecil yang tersebar di kabilah-kabilah Arab dengan membawa agama dan keyakinan mereka.

Agama-agama tersebut keadaanya tidak setabil. Agama-agama tersebut penuh dengan perselisihan, perpecahan, kebencian, peperangan. Negara kadang-kadang membela satu pahaman dan pada waktu yang lain membela pahaman yang lain pula. Ini menjadikan keyakinan tersebut tidak tertanam kuat di dalam jiwa manusia.
Begitu juga dikalangan bangsa Arab, diantara mereka ada yang tidak percaya kepada berhala-berhala ini kecuali ketika meminta pertolongan kepadanya untuk meraih keperluan-keperluan mereka. Tetapi ketika bertentangan dengan keinginan dan kebiasaan mereka , maka mereka tidak mau tunduk dan percaya kepadanya. Orang-orang semacam ini banyak dikalangan mereka. Ada di antara mereka yang mencemohkan berhala dan sama sekali tidak mempercayainya. Diantara mereka ada yang menyembah dan beriman kepadanya dengan keimanan yang menyebabkan mereka sesat dan buta dengan meyakini bahwa ia boleh mendekatkan mereka kepada Allah swt, Jadi keyakinan kepada berhala ini merupakan keyakinan warisan yang pada hakikatnya tidak berakar dalam jiwa mereka.

Demikianlah kehidupan spiritual dimasa itu dalam keadaan kacau bilau, tidak stabil baik dikalangan bangsa Persia, penganut agama Kristian, agama yahudi, mahupun dikalangan bangsa arab. Keadaan ini berlangsung cukup lama sampai dating desus-desus tentang kedatangan Rasulullah saw dan beliau diutus untuk seluruh umatmanusia. Sedangkan orang-orang arab pun menyangka bahawa beliau akan dating dari kalangan mereka, seinggakan Umayah bin Abi Shalt berharap bahwa dirinya adalah nabi yang dinantikan itu.

Ramai orang berharap akan datang agama dan risalah baru ini, anehnya ketika Nabi saw dating kepada para pendeta Yahudi, mereka kafir kepada beliau lantaran dengki dan iri. Anehnya pula Umayah bin Abi Shalt menyombongkan diri sehingga engan beriman kepada beliau. Ia berkata, “Aku tidak akan beriman kepada nabi selain dari Tsaqif” Setelah itu ia hidup berpindah randah dari satu kabilah ke kabilah lain di lingkungan suku-suku arab. Kemudian ia kembali dan ingin masuk Islam. Saat itu ia berlalu dihadapan korban perang badar. Ia diberitahu bahwa di antara korban adalah walid bin Mughirah dan Uqbah bin Rabiah. Ia berkata, “Tidak ada gunanya hidup setelah mereka tiada” kemudian ia kembali sebelum masuk Islam dan mati di luar agama Allah swt.

“Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allahlah atas orang-orang yang ingkar itu” (Al Baqarah 89)
Agama yang hanif ini telah menyelamatkan kita dari gelap kebodohan kepada cahaya petunjuk dan pengetahuan. “Sesungguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itu Allah swt menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaanNya kejalan keselamatan dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus (Al Maidah 15-16)
Dunia ketika itu dalam keadaan bingung dan dunia tumbuh di atas kerusukan aqidah, gelapnya kebodohan sehingga ia dibangunkan tanpa dasar, bekerja tanpa petunjuk. Kemudian islam dating menerangkanjalan yang lurus kepadanya. “Maka apakah orang-orang yang mendirikakn masjidnya diatas dasar taqwa kepada Allah dan keridaanNya itu lebih baik ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke neraka Jahanam” At Taubah 109)

Keperluan dakwah dan tarbiyah amat-amat diperlukan oleh manusia untuk membina dasar-dasar bagi bangunan Islam. Tujuh dasar penting yang perlu dilalui didalam menerima dakwah dan tarbiyah untuk kehidupan kita. Apabila kita memperkatakan tentang dakwah dan tarbiyah ianya bermakna kita mahukan orang yang di dakwah atau ditarbiyan mencapai ketujuh-tujuh dasar dibawah. Semestinya kita perlu melalui dahulu tahap-tahap dakwah dan tarbiyah untuk mencapai 7 dasar ini didalam diri kita terlebih dahulu.

Dasar pertama IMAN
Apabila iman kita kuat, kita pun menjadi kuat dan kemenangan akan sentiasa menyertai kita.
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman” (Ar Rum 47)
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu mewahyukkan kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (penderian) orang-orang yang telah beriman.’ Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (Al Anfal 12)
“Sungguh Allah telah menolong kalian dalan peperangan Badr, padahal kalian adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Kerana itu bertaqwalah kepada Allah, supaya kalian mensyukuriNya. (Ingatlah) ketika kalian mengatakan kepada orang mukmin, ‘Apakah tidak cukup bagi kalian Allah membantu kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?’ Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap siaga, dan mereka dating menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang diturunkan (dari langit).” (ali Imran 123-125)
Jika keimana yang kuat menusuk di hati kita, maka segala kesulitan terasa ringan. Musa as. Pernah keluar bersama kaumnya yang berjumlah sedikit dan hamper terkejar oleh Fir’aun dan bala tenteranya. “maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, ‘Sesungguhnya kita akan benar-benar tersusul” (Asy Syu’ara 61)

Tetapi Musa yang hatinya telah dipenuhi dengan keimanan, menyatakan, “Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan member petunjuk kepadaku” (Asy Syuara 62)

Begitu juga apabila rasulullah saw bersama Abu Bakar didalam gua, Abu Bakar begitu kuatir akan keselamatan rasulullah saw, Sebagai perwujudan sempurna dari keimanan yang kuat, Nabi saw menyatakan, “Bagaimana pendapatmu, Abu Bakar, tentang dua orang, yang Allah adalah yang ketiganya?” “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (At Taubah 40)
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi ( Hari Kiamat)” (Al Mukmin 51)

Dasar Ke dua ILMU
Ilmu boleh membawa manusia kepada kebahagian dan ketinggian. Tidak ada kebangkitan pada suatu umat tanpa ilmu. Orang-orang kafir tidak boleh berkuasa kecuali kerana ilmu. Dan kita tidak mengalami kemunduran kecuali kerana kebodohan. Ilmu dan kebodohan adalah dua hal yang tidak sama.
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az Zumar 9). Nabi saw pernah bersabda, “Siapakah di antara kalian yang suka pergi ke Bathan atau ke ‘Atiq, lantas menemukan unta yang gemuk, kemudian dibolehkan membawanya tanpa dianggap berdosa atau bersalah?” Maka para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami semua suka.” Maka beliau bersabda, “Sungguh, salah seorang dari kalian pergi kemasjid, belajar satu ayat dari kitab Allah, itu lebih baik daripada seekor unta. Dua ayat lebih baik daripada dua ekor unta, tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor unta demikian seterusnya dengan hitungan yang lebih baik daripada unta.”

Yang dimaksudkan dengan ilmu adalah dengan dua jenis yaitu ilmu dien (agama) dan ilmu duniawi. Bahkan apabila umat memerlukan ilmu duniawi, maka mencarinya merupakan kewajipan kifayah bagi umat tersebut. Al Quran Karim mengisyaratkan hal itu di dalam firman Allah swt. “Tidakkah kalian melihat bahawasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia , binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah ulama.” (Fathir 27-28)

Dasar Ke tiga HARTA
Harta adalah perhiasan kehidupan di dunia. Ia merupakan urat nadi kehidupan dan bekal bangsa-bangsa. “Dan janganlah kalian serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasan kalian) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.” (An Nisa 5)
Maka setiap individu dan bangsa wajib berusaha mencukupi keperluan dirinya dengan cara bekerja. Seorang mukmin tidak selayaknya mengantungkan kehidupannya kepada orang lain, meminta-minta kepada orang lain kerana tangan yang diatas itu lebih baik daripada tangan yang dibawah. Allah swt telah memerintahkan untuk bekerja. “Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezekiNya. Dan hanya kepadaNyalah kalian (kembali setelah) dibangkitkan.” (Al Mulk 15)
Disebutkan dalam hikayat bahwa seseorang membekalkan anaknya dengan sejumlah wang agar digunakan untuk berdagang agar dapat menyiapkan anaknya menghadapi masa depannya. Dalam perjalanan, anak itu melihat seekor serigala yang lemah dan sudah tidak boleh mencari makan. Ia berfikir dari mana serigala itu mendapat makanannya? Tiba-tiba ia melihat seekor singa membawa binatnag buruannya. Ia memakan mangsanya sampai kenyang kemudian melemparkan sisanya kepada serigala. Serigala itu pun memakannya. Maka pemuda itu berkata dalam hatinya, “Buat apa saya menyusahkan diri sendiri, sedangkan Allah swt telah menjamin rezeki hambanya?” Ketika kembali kepada ayahnya tanpa membawa hasil apa pun sesuai dengan kehendak ayahnya, pemuda itu menceritakan pa yang dilihatnya. Maka sang ayah berkata, “Aku ingin agar kamu menjadi singa yang boleh memberikan makan banyak serigala bukan serigala yang memakan sisa-sisa makan singa.”
Dakwah dan tarbiyah mengajar kita bukan untuk meningalkan dunia dan membiarkannya dinikmati oleh orang-orang kafir dan digunakan untuk memerangi kita.

Dasar Ke empat KESIHATAN
Kesihatan ibarat mahkota yang kita kenakan dikepala dab hanya boleh dilihat oleh orang yang tidak memilikinya. Kekuatan dan kesihatan merupakan hiasan bagi manusia. Kerana itu hendaklah kita memperhatikannya kerana Nabi saw telah menganjurkannya kepada kita dan membuat tuntutan bahawa “Sesungguhnya, badanmu mempunyai hak atas dirimu.
Doa rasulullah saw “Ya Allah, anugerahilah aku kesehatan badan, anugerailah aku kesehatan pendengaran dan anugerahilah aku sesehatan penglihatan”.
Dasar Ke lima KEKUATAN JIHAD
Allah telah mewajibkan jihad kepada kita dan menjadikannya sebagai puncak ajaran Islam. “Dan berjihadlah kalian di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.” (Al Hajj 78)
Jihad merupakan cita-cita yang dirindukan dan terus tersimpan dalam diri mereka sampai mereka boleh mencapainya. Untuk mendapatkannya mereka rela mengorbankan apa pun yang sangat mereka cintai.

Dasar Ke enam HARGA DIRI DAN KEMULIAAN
Kemuliaan merupakan sifat khas orang beriman. Dengan kemuliaan itu orang-orang beriman menjadi umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Nabi saw bersabda, “Barang siapa yang memberikan kerendahan dirinya dengan sukarela, tanpa dipaksa, ia bukan dari gulunganku.” Rasul saw senang apabila umatnya mempunyai kemuliaan dan harga diri
.
Dasar Ke tujuh KEADILAN.
Keadilan ertinya hendaklah dada anda lapang sehingga bersikap adil terhadap diri sendiri, saudara-saudara anda dan semua orang. Tiga jenis manusia
1. Orang mencari kebenaran, kemudian mengetahuinya tetapi terus menyimpang darinya.
2. Orang yang mencari kebenaran tetapi tidak berhasil mengetahuinya.
3. Orang yang mencari kebenaran, kemudian mendapatkannya dan mereka konsisten melaksanakannya.
Gulungan pertama akan binasa, gulungan kedua akan dimaafkan dan gulungan ketiga akan selamat dengan izin Allah swt.
‘Wahai Nabi, cukuplah Allah dan orang-orang mukmin yang mengikutimu (menjadi penolong bagimu)’ (An anfal 64)
Rustam, panglima perang romawi, pernah berjumpa dengan salah seorang Arab yang menjadi anggota pasukan perintiskaum muslimin. Rustam bertanya, “Apakah yang telah mendorong kamu keluar dari rumah kamu?.” Orang arab yang muslim itu menjawab, “kami berangkat bukan untuk mendapatkan dunia ini. Dulu kami adalah orang-orang yang lemah, lantas Allah menguatkan kami. Dulu kami orang-orang yang tersesat, lantas Allah memberikan petunjuk kepad kami. Allah memerintahkan kami untuk menyampaikan risalah. Jika kamu memasuki agama yang telah kami masuki, maka kami dan kamu adalah sama. Jika tidak, maka pedang yang akan memberikan keputusan diantara kita.” Rustam berkata, “Lihatlah pasukan-pasukan ini!” Maka orang itu melihatnya dengan nada nerendahkan. Ia berkata, “hai , ketahuilah bahawa sesungguhanya kamu tidak memerangi manusia tetapi kamu sedang memerangi takdir. Kami adalah takdir Allah yang dikirimkan kepadamu.”

Seorang muslim yang benar-benar melalui dakwah dan tarbiyah untuk menjadi muslim yang sejati perlu merilisasikan empat perkara ini didalam kehidupan dirinya.
Pertama sentiasa bermuraqabatullah (merasa dalam pengawasan Allah) dengan keikhlasan dan kejujuran, serta bertawakal kepada Nya dalam segala persoalan yang dihadapinya. Sesungguhnya seorang hamba menghadap kepada Allah swt setiap harinya tujuh belas kali dengan membaca firmanNya, “Hanya kepada Mu aku menyembah dan hanya kepada Mu pula aku memohon pertolongan’ (AL Fatihah 5)

Kedua terus menerus berhubung dengan Allah swt dengan cara banyak berdzikir dalam kondisi apa pun. “Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, ‘Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran 191)

Ketiga sentiasa beristiqamah didalam mentaati Allah swt. Islam dating untuk dua hal: MELAKUKAN dan MENINGGALKAN. Melakukkan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Setiap perintah diantara perintah-perintah Allah yang ada mengandung kebaikan bagimu. Apa yang Dia perintahkan kepadamu, kerjakanlah nescaya engkau akan aman. Sedangkan apa yang dilarang Nya pasti akan mengandungi keburukan. Maka apa saja yang dilarang untuk kamu lakukan, tinggalkanlah dan engkau pasti tenang. Jika engkau dapati dirimu cenderung untuk melanggar larangan, segeralah engkau ucapkan, “Ya Allah, Dzat yang Maha Mengetahui isi hati!” lalu ingatkkanlah dirimu akan keagunganNya. “Sesungguhnya oerng-orang yang bertaqwa itu bila di timpa was-was dari setan, mereka segera ingat kepada Allah. Maka ketika itu pula mereka melihat kesalahan nya. (Al A’raf 201)

Keempat kesucian ukhwah dan cinta kerana Allah dengan kuat. Inilah inti kandungan Islam, tidak menyimpan kedengkian kepada seseorang pun dan tidak akan marah kecuali dilakukan semata-mata kerana Allah dan demi Allah. Sentiasa bermuraqabah, istiqamah diatas kebaikan dan cinta, bersaudara demi Allah serta mempersiapkan diri secara total untuk menjadi pembela Islam.
“Sungguh kalian akan di uji mengenai harta dan diri kalian. Dan kalian juga mendengar dari orang-orang yang diberikan yang diberi kitab sebelum kalian dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan menyakitkan yang cukup banyak. Maka jika kalian bersabar dan bertaqwa, sungguh yang demikian itu termasuk urusan yang patut di utamakan” (Ali Imran 186)
“Apakah manusia itu mengira bahawa dirinya akan dibiarkan begitu sahaja menyatakan kami beriman, padahal mereka belum juga di uji.” (Al Ankabut 2)
Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surge, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantara kalian dan belum terlihat nyata pula orang-orang yang bersabar.” (Ali Imran 142)

Dakwah itu bukanlah main-main, kalian akan masuk kedalam berbagai jalan sempit yang menyusahkan dan akan Nampak diantara kita siapa pelaku kebajikan dan siapa pembuat kerusukan. Kita harus berlapang dada bukan penyebab terjadinya permusuhan sehingga kesepakatan berlaku sehingga Allah membuka hati diantara kita dengan mereka. Allahlah yang menguasai petunjuk kita.

0 comments: